Lampu Hias Kota Sabang Mulai Mati dan Tak Terurus, Pemuda Pemerhati Kota Desak Pemerintah Tegas: Jangan Biarkan Dana Rakyat Terbuang
SABANG |Sabtu,1 November 2025 - Baru sebulan setelah pemasangannya, sejumlah lampu hias yang menghiasi pepohonan di pusat Kota Sabang kini tampak rusak, padam, dan tidak terurus. Lampu-lampu yang semula diharapkan mempercantik wajah kota wisata itu kini justru menjadi pemandangan semrawut dan membahayakan pengguna jalan.
Dari hasil pantauan langsung di lapangan, kondisi kabel yang menjuntai ke jalan, bahkan ada lampu yang jatuh ke badan aspal, menimbulkan kekhawatiran serius. Situasi ini dikhawatirkan dapat memicu kontak arus listrik saat musim hujan, dan tentu mengancam keselamatan warga yang melintas.
Hal tersebut mendapat sorotan tajam dari Damanhuri, seorang pemuda pemerhati kota Sabang, yang menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi fasilitas publik yang belum genap sebulan dibangun, namun sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
“Sungguh disayangkan, Lampu-lampu yang baru seumur sebulan kini sudah banyak yang mati dan terlepas. Bahkan ada yang jatuh ke jalan. Ini sangat berbahaya, apalagi saat hujan. Ini bukan sekadar soal keindahan kota, tapi juga soal keselamatan warga,” ungkap Damanhuri dengan nada kecewa.
Ia menilai kerusakan ini mencerminkan lemahnya tanggung jawab pihak rekanan dan minimnya pengawasan dari dinas terkait. Padahal, proyek pemasangan lampu hias tersebut menghabiskan anggaran publik yang mencapai ratusan juta rupiah, yang bersumber dari dana masyarakat Sabang.
“Kami minta kepada rekanan penyedia untuk segera turun tangan memperbaiki lampu-lampu itu. Jangan hanya selesai pasang, lalu ditinggalkan begitu saja. Ini menggunakan uang rakyat, jangan hanya cari untung tanpa tanggung jawab,” tegasnya.
Lebih lanjut, Damanhuri Juga meminta Pemerintah Kota Sabang dan dinas teknis terkait agar tidak tinggal diam. Ia mendesak agar segera dilakukan evaluasi terhadap pekerjaan tersebut, bahkan jika perlu menegur dan menindak tegas pihak pelaksana proyek agar tidak terjadi pembiaran terhadap fasilitas umum yang rusak.
“Kami meminta Dinas segera menegur dan memanggil pihak penyedia. Kalau perlu, evaluasi kontraknya. Jangan sampai kota yang kita cintai ini terlihat kumuh karena pekerjaan yang sembrono. Sabang ini etalase Aceh dan pintu barat Indonesia, wajah kita di mata dunia. Maka jangan biarkan wajah kota ini rusak karena kelalaian,” ujarnya.
Menurutnya, proyek penerangan dan penataan kota seharusnya menjadi simbol kemajuan dan keindahan Sabang, bukan sekadar hiasan sesaat yang kehilangan makna. Ia berharap proyek-proyek serupa di masa mendatang benar-benar diawasi dengan ketat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kita ingin Sabang bukan hanya indah di atas kertas, tapi juga indah dalam kenyataan. Setiap rupiah yang keluar harus berbuah hasil yang nyata, aman, dan berkualitas. Dana rakyat Sabang adalah amanah, bukan mainan proyek,” pungkas Damanhuri dengan tegas.
Menilai bahwa kondisi lampu hias kota yang rusak dalam waktu singkat menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih serius terhadap kualitas proyek publik. Setiap kegiatan pembangunan, sekecil apapun, harus mencerminkan nilai akuntabilitas dan tanggung jawab terhadap masyarakat.
Kota Sabang dikenal sebagai wajah Indonesia di ujung barat, dan sudah semestinya tampil indah, tertata, dan aman bukan hanya saat peresmian, tetapi setiap hari.


Social Header