Breaking News

Pelayanan di RSUD Zainoel Abidin Disorot: Kurangnya Koordinasi dan Etika Profesional Dikeluhkan Keluarga Pasien

Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin - RSUDZA (Foto:Dok.Grafis)

Redaksi | Rabu, 15 Oktober 2025
Gajahputihnews.com – Banda Aceh

Pelayanan di RSUD Zainoel Abidin Disorot: Kurangnya Koordinasi dan Etika Profesional Dikeluhkan Keluarga Pasien
BANDA ACEH - Aktivitas padat sudah menjadi pemandangan sehari-hari di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Sebagai rumah sakit rujukan utama di Aceh, fasilitas ini setiap hari menerima pasien dari berbagai kabupaten dan kota, baik untuk penanganan penyakit umum maupun kasus kegawat-daruratan seperti kecelakaan dan lain-nya.

Namun, di balik ramainya arus pasien yang datang silih berganti, sejumlah persoalan mencuat, terutama di Instalasi Gawat Darurat (IGD). 

Berdasarkan penelusuran dan hasil investigasi tim redaksi Gajahputihnews.com, muncul keluhan dari keluarga pasien terkait pelayanan tenaga medis di RSUDZA, khususnya menyangkut profesionalisme, etika komunikasi, serta koordinasi antar staf medis.

Sejumlah keluarga pasien menyoroti sikap sebagian tenaga medis yang dinilai kurang komunikatif dan tidak menunjukkan empati yang sepatutnya. 

“Koordinasi antara dokter dan perawat terlihat belum maksimal. Bahkan, sering kali komunikasi terkesan hanya seremonial,” ungkap seorang keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya.

Tim kami juga mencatat bahwa sejumlah dokter yang melakukan visit ke ruang rawat inap seringkali hanya menanyakan nama pasien, tanpa menunjukkan bahwa mereka mengikuti perkembangan pasien secara mendalam meskipun pasien tersebut telah menjalani perawatan selama beberapa hari.

Persoalan lain yang ditemukan adalah ketidak-sesuaian data kunjungan medis. Dalam beberapa kasus, nama dokter tertera pada laporan kunjungan harian, namun dokter yang bersangkutan tidak tampak hadir di lokasi. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keakuratan dan kejujuran dalam pelaporan administrasi serta tanggung jawab etis petugas medis.

Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Aceh. Pemeriksaan mendadak (sidak) dan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen dan pelayanan rumah sakit, khususnya menyangkut disiplin dan etika profesi tenaga medis, perlu segera dilakukan.

Profesi sebagai tenaga medis bukan hanya menuntut keahlian klinis, tetapi juga komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, tata krama, dan kepekaan terhadap kondisi psikologis pasien dan keluarga. Ini adalah amanah yang tidak boleh diabaikan.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas tidak cukup hanya dengan fasilitas lengkap, tetapi juga ditentukan oleh profesionalisme dan integritas para “baju putih” di garis depan pelayanan.

Oleh: Junaidi Yusuf

© Copyright 2022 - GAJAH PUTIH NEWS.COM