Oleh: Alex Baktiya
Pengurus IPSM Aceh Utara.
Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) telah lama menjadi ujung tombak dalam menyentuh langsung kehidupan rakyat kecil, kaum marginal, dan masyarakat rentan di seluruh pelosok negeri. Sejak didirikan, IPSM hadir sebagai relawan sosial yang bekerja secara ikhlas, tanpa pamrih, dan seringkali tanpa sorotan kamera. Namun seiring perkembangan zaman, tantangan sosial juga ikut berubah. Karena itulah, IPSM harus bertransformasi.
1. Dinamika Sosial Semakin Kompleks
Dulu, persoalan sosial didominasi oleh kemiskinan, ketunaan sosial, dan bencana alam. Kini, pekerja sosial dihadapkan dengan masalah yang lebih kompleks: disrupsi digital, pengangguran akibat otomasi, krisis lingkungan, degradasi moral, konflik sosial, hingga maraknya masalah kesehatan mental. Jika IPSM tetap dengan pola kerja lama, maka akan tertinggal dan kehilangan relevansi.
2. Tuntutan Profesionalisme di Era Modern
Masyarakat dan pemerintah saat ini menginginkan pelayanan sosial yang cepat, tepat, dan terukur. Ini menuntut IPSM untuk tidak hanya bekerja dengan hati, tetapi juga dengan data, metode, dan strategi. Profesionalisme tidak berarti meninggalkan semangat kerelawanan, namun menguatkannya dengan kompetensi dan sistem kerja modern.
3. Digitalisasi Pelayanan Sosial
Transformasi digital adalah keniscayaan. IPSM harus mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk menjangkau lebih banyak masyarakat. Penggunaan media sosial, aplikasi pelayanan, hingga sistem pendataan digital adalah langkah-langkah yang harus segera dilakukan. Di sinilah pentingnya peningkatan kapasitas SDM dan pelatihan teknologi bagi anggota IPSM.
4. Penguatan Kelembagaan dan Kolaborasi
Transformasi IPSM juga menyentuh sisi kelembagaan. Organisasi ini perlu diperkuat dari segi struktur, manajemen, hingga jaringan kerja sama. Kolaborasi lintas sektor—dengan pemerintah, dunia usaha, media, dan masyarakat sipil—harus ditingkatkan. Karena kerja sosial bukan kerja satu pihak, tapi kerja bersama untuk kemanusiaan.
5. Regenerasi dan Keterlibatan Anak Muda
IPSM harus membuka ruang bagi generasi muda untuk bergabung, membawa semangat baru, ide segar, dan energi besar. Regenerasi adalah jantung dari keberlanjutan organisasi. Jangan sampai IPSM dianggap sebagai organisasi “orang lama” yang stagnan dan tidak menarik bagi anak muda.
Kesimpulan, Bergerak atau Tertinggal
Transformasi bukan berarti meninggalkan nilai-nilai dasar IPSM, yaitu kerja sosial, kerelawanan, dan keikhlasan. Justru dengan bertransformasi, IPSM dapat memperkuat identitasnya di era baru, menjadi organisasi sosial yang adaptif, responsif, dan tetap berpihak pada mereka yang lemah dan tak bersuara.
Mari jadikan momentum ini sebagai titik balik untuk bergerak, berubah, dan menguat. Karena ketika IPSM bertransformasi, maka harapan sosial masyarakat akan semakin nyata.
Editor/admin : @mpon_bl@ng
Social Header