Ratusan Santri Pesantren Al-Mujaddid Dirumahkan, Wali Santri Minta Pemko Sabang Turun Tangan
SABANG — | 8 Desember 2025-| Ratusan santri Pesantren Terpadu Al-Mujaddid Kota Sabang resmi dirumahkan pada Senin, 8 Desember 2025. Kebijakan menghentikan sementara seluruh aktivitas pendidikan ini diambil akibat ketiadaan dana operasional, sehingga para wali santri meminta Pemerintah Kota Sabang tidak tutup mata dan memberikan perhatian serius.
Penutupan sementara tersebut diputuskan dalam rapat internal pengurus dan Majelis Guru Al-Mujaddid, kemudian ditetapkan melalui Maklumat Pesantren bernomor 112/YPTMKS/XI/2025 tertanggal 5 Desember 2025.
Pengawas Pesantren: Pemko Harus Beri Perhatian Serius
Pengawas Pesantren Terpadu Al-Mujaddid, Ade Suryadi, menyayangkan pemberhentian sementara kegiatan pendidikan. Menurutnya, Pemko Sabang perlu hadir memberikan solusi, mengingat pesantren terpadu memegang peranan penting dalam pembinaan karakter generasi muda.
“Pendidikan pesantren terpadu mampu mencegah pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. Santri dibekali nilai moral dan agama yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif,” ujarnya.
Para orang tua santri, lanjutnya, sangat berharap Pemerintah Kota Sabang dapat membantu kebutuhan dana operasional agar seluruh aktivitas akademik dan pembinaan dapat kembali berjalan normal.
Ketua Yayasan: Krisis Anggaran Berlangsung Empat Tahun
Ketua Yayasan Pesantren Terpadu Al-Mujaddid Sabang, Ustaz Irsalullah Yusuf, S.Th.I, menjelaskan bahwa penutupan sementara menjadi konsekuensi dari krisis pendanaan yang berlangsung selama empat tahun terakhir. Penurunan alokasi anggaran dari pemerintah daerah menyebabkan biaya operasional tidak lagi terpenuhi.
“Selama ini kekurangan anggaran ditutup melalui unit usaha pesantren, Khizanatullah. Namun dana itu kini telah habis digunakan,” jelasnya.
Ia menambahkan, Pesantren Al-Mujaddid adalah aset Pemerintah Kota Sabang. Pada tahun 2003–2005, pesantren dikelola langsung oleh Pemko sebelum kemudian diserahkan kepada Ikatan Alumni Gontor Aceh melalui MoU pada 3 Februari 2006. Dalam MoU tersebut, Pemko menyatakan kesediaan untuk menyediakan biaya operasional serta melakukan audit bila diperlukan.
Lebih dari 200 Santri Terdampak
Saat ini terdapat lebih dari 200 santri tingkat SMP dan SMA yang menempuh pendidikan di Pesantren Al-Mujaddid. Untuk semester ini, seluruh ujian telah rampung sehingga pemulangan santri tidak mengganggu proses penilaian akademik.
“Santri dipulangkan sementara hingga pendanaan kembali memungkinkan. Kami berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan seperti biasa,” kata Ustaz Irsalullah.
Laporan Pantauan Media GPN Sabang News Oleh Kabiro | Eric Karno
Social Header
Kontributor