Bulan Puasa di Ambang Pintu, Isa Alima Desak Pemerintah Prioritaskan Hunian Warga Terdampak Banjir Bandang
ACEH-| 20 Desember 2025 — | Bulan suci Ramadhan kian mendekat. Namun bagi ribuan warga di sejumlah desa di Aceh, suasana menyambut bulan penuh berkah itu masih diselimuti duka. Banjir bandang yang melanda wilayah mereka telah merenggut rumah, harta benda, serta rasa aman, memaksa banyak keluarga hidup tanpa kepastian tempat tinggal.
Di tengah kondisi tersebut, Drs. Isa Alima, Pemerhati Sosial dan Kebijakan Publik Aceh, menyuarakan desakan tegas kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah agar penyediaan hunian sementara menjadi prioritas utama bagi warga terdampak bencana.
Menurut Isa Alima, sebelum pembangunan rumah permanen dapat direalisasikan, negara wajib memastikan masyarakat memiliki tempat tinggal yang layak, aman, dan manusiawi. “Warga harus segera mendapatkan hunian, walaupun bersifat sementara, seperti rumah susun sederhana (rusuna). Termasuk di dalamnya fasilitas musallah agar masyarakat dapat menjalankan ibadah tarawih dan aktivitas Ramadhan lainnya dengan khusyuk,” ujarnya, Sabtu (20/12/2025).
Ia menegaskan, persoalan hunian bukan semata soal fisik bangunan, melainkan menyangkut rasa aman, martabat, dan ketenangan batin warga, terlebih menjelang bulan suci. Banyak keluarga korban banjir bandang saat ini masih bertahan di tempat pengungsian dengan keterbatasan fasilitas, sementara Ramadhan menuntut ruang yang layak untuk beribadah, berbuka puasa, serta berkumpul bersama keluarga.
“Rumah permanen mungkin masih menjadi impian yang membutuhkan waktu. Namun rasuna bisa menjadi solusi nyata dan cepat. Di sanalah ibu bisa menyiapkan sahur, anak-anak bisa belajar, dan warga saling menguatkan dalam suasana kebersamaan,” tambahnya.
Isa Alima juga menekankan adanya urgensi moral dan konstitusional bagi pemerintah untuk hadir secara nyata. “Pemerintah pusat dan daerah memiliki tanggung jawab penuh melindungi warganya. Tidak ada yang lebih mendesak saat ini selain memastikan mereka memiliki atap di atas kepala sebelum Ramadhan tiba,” tegasnya.
Ia mendorong koordinasi cepat dan efektif antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta instansi terkait agar penyediaan hunian sementara dapat segera direalisasikan. Selain bangunan tempat tinggal, fasilitas pendukung seperti air bersih, listrik, sanitasi, dan tempat ibadah harus disiapkan secara memadai guna menjamin kelangsungan hidup dan kelancaran ibadah masyarakat selama bulan puasa.
Bagi para korban, hunian sementara bukan sekadar bangunan. Ia menjadi simbol harapan dan awal pemulihan. Setiap ruang menyimpan doa, setiap pintu menyimpan kisah perjuangan, dan setiap atap menjadi pelindung dari trauma pascabencana. Ramadhan bagi mereka bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menemukan kembali ketenangan, kekuatan, dan harapan untuk melanjutkan hidup.
Isa Alima berharap, langkah cepat dan tepat dari pemerintah mampu mengubah kesedihan menjadi harapan baru. “Dengan kebijakan yang berpihak dan tindakan nyata, warga terdampak dapat menyambut bulan suci dengan iman yang teguh, hati yang tenang, dan keluarga yang tetap utuh. Karena di setiap hunian sementara, tersimpan doa untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
| Laporan Pers GPN Sabang News Oleh Kabiro | Eric Karno
Social Header
Kontributor