FOR,MA - ACEH Mengutuk Keras Pembunuhan Brutal Mahasiswa Asal Simeulue di Masjid Agung Sibolga
BANDA ACEH - Forum Mukim Aceh ( FOR-MA ) mengecam keras tindakan brutal yang menyebabkan tewasnya Arjuna, seorang mahasiswa asal Kabupaten Simeulue, Aceh, di lingkungan Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara. Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (31/10/2025) dini hari, sekitar pukul 03.30 WIB.
Ketua FOR-MA Aceh Tgk. Muhammad Yusuf, menyatakan bahwa tindakan kekerasan yang dilakukan di tempat ibadah merupakan pelanggaran berat terhadap nilai-nilai agama dan kemanusiaan.
"Kami mengutuk sekeras-kerasnya tindakan brutal ini. Masjid adalah tempat yang suci, bukan tempat untuk melakukan kekerasan," ujarnya dengan nada geram.
Berdasarkan rekaman CCTV dan keterangan saksi, pelaku utama, ZP alias A (57), merasa terganggu melihat korban beristirahat di dalam masjid. Larangan yang dilontarkan ZP memicu perdebatan yang berujung pada pengeroyokan. ZP bersama dua rekannya, HB alias K (46) dan SS alias J (40), melakukan kekerasan fisik terhadap Arjuna.
Korban dipukuli, ditendang, diseret keluar masjid, diinjak, dan bahkan dilempari buah kelapa hingga tak berdaya.
Korban ditemukan oleh marbot masjid dalam kondisi kritis dan segera dilarikan ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga. Sayangnya, nyawa Arjuna tidak dapat diselamatkan.
Ketua FOR-MA , Tgk. M, Yusuf mengapresiasi langkah cepat aparat penegak hukum (APH) dalam menangani kasus ini. Tiga dari lima tersangka telah ditahan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif. Mereka dijerat dengan pasal berlapis, termasuk dugaan penganiayaan berat yang menyebabkan kematian.
"Kami meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku. Ini adalah kejahatan yang sangat serius dan tidak bisa ditoleransi," tegasnya.
Lebih lanjut, Tgk. M. Yusuf mengimbau kepada seluruh masyarakat Aceh untuk menahan diri dan tidak terpancing emosi.
"Kita semua harus menahan diri dan menghormati upaya penegak hukum yang sedang bekerja untuk meubuka kasus ini sedetilnya,Jangan menjadikan rumah Allah sebagai tempat kekerasan. Serahkan semua persoalan kepada aparat hukum," pungkasnya.
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat Aceh, terutama karena korban merupakan putra daerah Simeulue. Forum Mukim Aceh, berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan ketertiban, khususnya di tempat-tempat ibadah.

Social Header