Mediagajahputihnews.com-Wilayah Pulau Weh
SABANG, 24 September 2025 – Tradisi bahari masyarakat pesisir kembali bergema di Kota Sabang. Ratusan warga Gampong Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, tampak larut dalam khidmatnya prosesi Khanduri Laot dan Shamadiyah yang digelar di Halaman Balai Nelayan, Rabu (24/9). Acara adat penuh makna ini menjadi simbol rasa syukur, persatuan, serta komitmen masyarakat nelayan dalam menjaga laut sebagai sumber kehidupan dan identitas budaya Sabang.
Hadir dalam kesempatan tersebut Tgk. MUCHTAR ANDHIKA,Imam Masjid Al-Falah Gampong Ujong Kareung, yang menyampaikan pesan religius sekaligus penguatan nilai adat dalam kehidupan masyarakat bahari. Dalam tausiyahnya, ia menegaskan bahwa laut bukan hanya ruang ekonomi, melainkan amanah Allah yang harus dijaga dengan adat, aturan, dan syariat.
> “Khanduri Laot bukan sekadar perayaan, melainkan wujud syukur kita atas rezeki melimpah dari laut. Laut adalah amanah Allah. Jika kita menjaga dengan adat, aturan, dan syariat, maka laut akan menjadi sumber keberkahan bagi masyarakat,” ujar Tgk. Muchtar.
Ia menambahkan, laut Sabang memiliki nilai strategis yang bukan hanya menopang ekonomi nelayan, tetapi juga bagian penting dari budaya, peradaban, dan jati diri masyarakat kepulauan. Karena itu, keberadaan Lembaga Hukom Adat Laot dipandang krusial dalam menjaga harmoni sosial, penegakan syariat Islam, serta kelestarian ekosistem laut melalui aturan adat.
Aturan adat bahari yang telah diwariskan secara turun-temurun, seperti larangan melaut pada hari-hari tertentu, penggunaan alat tangkap ramah lingkungan, hingga pemberlakuan sanksi adat bagi pelanggar, menjadi pagar budaya sekaligus instrumen pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Dengan demikian, generasi sekarang maupun mendatang tetap bisa merasakan manfaat dari kekayaan laut Sabang.
Khanduri Laot sendiri tidak hanya bermakna doa bersama dan persembahan hasil laut, tetapi juga ruang silaturahmi antarwarga, perekat hubungan sosial, serta momentum menanamkan kembali nilai religius, adat, dan kebersamaan. Tradisi ini sekaligus memperkuat identitas masyarakat pesisir Sabang sebagai komunitas bahari yang hidup berdampingan dengan laut dalam bingkai syariat dan adat.
Selain menjadi tradisi adat, kegiatan ini juga bernilai strategis dalam mendukung promosi wisata bahari Kota Sabang. Dengan keindahan alam laut, tradisi budaya, serta kuliner berbasis hasil laut, Sabang memiliki potensi besar untuk mengangkat daya tarik wisata yang berpadu antara alam, religi, dan adat istiadat. Kehadiran Khanduri Laot diharapkan menjadi magnet budaya yang memperkaya citra Sabang sebagai destinasi wisata dunia.
Melalui kegiatan ini, masyarakat kembali diingatkan bahwa laut bukan sekadar sumber nafkah, melainkan warisan budaya, sumber inspirasi, dan identitas yang wajib dijaga. Semangat syukur, harmoni adat, serta kepedulian terhadap kelestarian laut menjadikan Khanduri Laot sebagai simbol peradaban bahari Sabang yang terus hidup dan berkembang.
#Demikian Laporan Pantauan Media Gajah Putih Sabang News Oleh Kabiro (Eric Karno)
#Editor Media News Oleh (Bang Pon)
Social Header