Gajahputihnews.com
BANDA ACEH – Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) Pemerintah Aceh di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Senin, 23 Juni 2025. Rapat ini difokuskan pada percepatan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) 2025 serta pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Turut hadir dalam rapat tersebut Wakil Gubernur Fadhlullah, Plt Sekda Aceh M. Nasir, para asisten, serta seluruh Kepala SKPA dan Kepala Biro di lingkungan Setda Aceh.
Dalam arahannya, Gubernur Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem menegaskan pentingnya tindak lanjut konkret dari hasil Rapim. Ia meminta seluruh pimpinan SKPA segera melaporkan kendala pelaksanaan program kepada Sekda untuk segera ditangani.
“Pastikan hasil Rapim dijalankan. Kalau belum tuntas, saya ingin tahu langsung apa kendalanya. Segera komunikasikan dengan Pak Sekda supaya bisa kita ambil tindakan,” ujar Mualem.
Gubernur juga mengingatkan perlunya komunikasi yang lancar antar perangkat daerah agar target realisasi anggaran, termasuk Dana Otonomi Khusus (Otsus), bisa tercapai sesuai jadwal.
Senada dengan itu, Wakil Gubernur Fadhlullah menekankan pentingnya sinergi antara Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan SKPA. Ia meminta ULP bersikap proaktif dan tidak hanya menunggu dokumen dari dinas terkait.
“ULP jangan hanya menunggu. Harus aktif berkomunikasi dengan dinas. Kalau komunikasi lancar, proses tender juga cepat selesai,” ujarnya.
Plt Sekda Aceh, M. Nasir, mengingatkan bahwa realisasi anggaran sebesar 35 persen harus tercapai paling lambat 30 Juni 2025. Ia menegaskan seluruh proses lelang dan pengadaan yang terkait dengan sistem PSE harus diselesaikan sebelum batas waktu tersebut.
“Kita bersepakat bahwa 30 Juni semua lelang sudah selesai. Ini butuh komitmen agar realisasi 35,5 persen bisa dicapai,” tegasnya.
Sekda juga meminta Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) untuk mengoordinasikan percepatan proses tender di semua SKPA. Meskipun tidak ada kendala besar dalam proses pengadaan, beberapa hambatan teknis menurutnya masih perlu segera diatasi.
Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya langkah antisipatif terhadap potensi sisa dana Otsus akibat keterlambatan realisasi di semester pertama.[*]
Social Header