Redaksi Berita | Selasa 10 Juni 2025
![]() |
Atap empat pintu toko terhempas kebadan jalan desa di gampong Lambhuk Kecamatan Ulee kareng Kota Banda Aceh, selasa (10/6/2025 - Foto Dok.Ist) |
BANDA ACEH – Angin kencang yang melanda wilayah Banda Aceh pada Selasa sore (10/6/2025) sekitar pukul 17.56 WIB mengakibatkan atap empat unit ruko di kawasan Jalan Dr. T. Syarief Thayeb, Simpang Ano, Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, terhempas ke badan jalan.
Peristiwa ini nyaris memakan korban jiwa. Saat kejadian, sejumlah warga dan pemuda tengah duduk santai di depan toko sambil menyaksikan pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia dan Jepang. Mereka berkumpul sambil menikmati kopi tanpa menyadari bahaya yang mengintai akibat cuaca ekstrem.
Keuchik Gampong Lambhuk, Rustam, kepada awak media mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan prediksi BMKG Aceh, wilayah Banda Aceh, Aceh Besar, dan sekitarnya berpotensi mengalami perubahan cuaca ekstrem selama bulan Juni ini.
![]() |
Hingga pukul 22:15 Wib malam ini, pemuda gampong Lambhuk terus melakukan usaha pembersihan serta pemindahan atap dan seng empat toko tersebut yang terdampak angin sore tadi. |
"Saya mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu ini. Kemungkinan bencana bisa datang sewaktu-waktu. Tetap tenang, tetapi selalu waspada, terutama saat hujan disertai angin kencang melanda,” ujar Keuchik Rustam.
Ia juga menegaskan pentingnya perhatian para pengembang properti terhadap spesifikasi teknis bangunan. Menurutnya, kejadian seperti ini menjadi pengingat akan pentingnya kualitas dan keamanan konstruksi, khususnya atap dan struktur bangunan.
Sejumlah warga dan pekerja bangunan yang ditemui di lokasi menduga bahwa atap empat toko tersebut tidak terpasang secara permanen atau tidak dikunci sesuai standar konstruksi yang semestinya.
Media Gajahputihnews.com sempat menghubungi pemilik bangunan, Syahrul, untuk mengonfirmasi kejadian ini. Dalam keterangannya, Syahrul menyatakan keprihatinannya atas musibah tersebut dan menyebutnya sebagai kejadian alam (force majeure) yang tidak dapat diprediksi.
“Ini adalah musibah yang tidak kita inginkan. Saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya pengguna jalan dan warga Gampong Lambhuk, atas gangguan yang ditimbulkan,” ujar Syahrul menutup keterangannya. (Junaidi)
Social Header