Breaking News

KEPUTUSAN MUALEM MENINGGALKAN TU SOP GONCANG ACEH: Peta Politik Dukungan Pilkada Aceh Berubah


Gajahputihnews, 18/08/2024

Keputusan politik Partai Aceh (PA) yang dinahkodai Muzakir Manaf (Mualem) yang harus memilih Fadhlullah, SE atau Dek Fat sebagai calon pendamping Mualem menimbulkan kegoncangan publik Aceh. Mayoritas ulama dayah menaruh harapan besar agar pendamping Mualem pada kontestasi pilkada mendatang berasal dari kalangan dayah. Jumlah pondok pesantren atau dayah di Aceh saat ini hampir mencapai 2 ribu unit dari berbagai tipe. Sementara santrinya mencapai 200 ribu orang lebih, dari jumlah tersebut terdapat paling kurang 20 ribu teungku seumeubeet (guru ngaji/dayah) yang sudah dipastikan telah memiliki hak pilih.

Angka ini tidak sedikit, belum lagi orangtua dan keluarga santri. Angka ini belum termasuk guru dayah atau teungku yang mengajar drah di mesjid-mesjid dan kampung-kampung. Semua teungku dayah ini tentu memiliki pengikut yang tidak dapat diremehkan. Santri dan teungku dayah terbanyak terdapat di Aceh Utara disusul Bireuen dan Aceh Besar. Jumlah pemilih di Aceh pada pileg dan pilpres 14 Februari 2024 lalu mencapai 3,7 juta orang dari jumlah penduduk sekitar 5,5 juta orang. Diyakini, tidak kurang sekitar 22 persen suara dapat diraup dari dukungan dan pengaruh pimpinan dayah dan santrinya, bukan suara sedikit !

Keputusan Mualem memilih Fadhlullah, mantan Panglima Operasi GAM Wilayah Pidie sebagai pasangan pada pilkada ke depan diyakini bukan keputusan mudah. Tentu memiliki pertimbangan yang sarat dan kental muatan politis. Dari gestur yang terbaca dari semiotika wajah Mualem setelah publik tahu keputusan beratnya setelah pulang dari Jakarta menunjukkan sebenarnya ada sosok lain yang diharapkan akan bersama Mualem menata dan membangun Serambi Mekkah ke depan. Kolaborasi antara ulama dan mantan pejuang GAM sesungguhnya harapan bangsa Aceh, bukan keingina ulama.

Kolaborasi kedua sosok, Mualem dan Tu Sop (Muhammad Yusuf) diyakini akan dapat mengembalikan marwah dan volkgeist (jiwa bangsa) Aceh. Aby Wahid Al-Asyi, Ketua Umum FPI Aceh pernah berkata, ”tentu Pusat sangat takut kalau mantan GAM dan ulama bersatu. Percaya atau tidak, Pusat sangat takut apabila Mualem menang di Aceh”, tegas pimpinan Dayah Nurul A’la Lhoknga Aceh Besar.

Walau demikian, masih ada waktu hingga 29 Agustus 2024 bagi Mualem untuk merubah sikap politiknya, apakah akan terus bersama Fadhlullah atau ”ruju’” dengan Tu Sop sebagai harapan besar ulama dan kaum relijius di Aceh.

Pendaftaran paslon kepala daerah dimulai 27 Agustus mendatang, artinya masih tersisa sekitar 10 hari lagi. Masih memungkinkan dinamika politik Aceh terjadi, sampai saat ini belum satu paslon yang mendeklarasikan diri dengan pasangannya kendati terdapat beberapa nama santer terdengar akan ikut kontestasi, seperti Muhammad Nazar, Darni M. Daud, Bustami Hamzah, Ruslan Daud, Abdullah Sani, dan tentu Muzakir Manaf (Mualem) sendiri.

Isu yang berhembus, apabila tidak salah Mualem dan pasangan akan mendeklarasikan diri pada 23 Agustus mendatang di Taman Safiatuddinsyah (lokasi PKA) dan akan dihadiri juga sejumlah ulama tenar di Aceh. Kendati demikian, keputusan Mualem beberapa hari lalu yang ”terpaksa” memilih Fadhlullah dan meninggalkan Tu sop menggoncang jagad raya Aceh. Apabila idealita ini menjadi realita dipastikan peta politik dukungan dalam pilkada Aceh 2024 berubah.

Penulis: Dr. M. Yusuf Al-Qardhawy, MH

© Copyright 2022 - GAJAH PUTIH NEWS.COM