Sebanyak 2 Ton Sampah plastik yang tercecer di sepanjang pantai Peunaga Rayeuk berhasil dikumpulkan saat aksi pembersihan pantai yang diinisiasi oleh PT Mifa Bersaudara (MIFA), Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) Meulaboh, dan Civitas Akademika Teuku Umar, Sabtu (7/6/24).
Ulfa Destari sebagai Ketua UKM Green Agent Universitas Teuku Umar menyampaikan bahwa sampah plastik dapat merusak keindahan alam, mengurangi nilai estetika pantai, dan berdampak pada industri pariwisata terutama menjelang PON XXI Aceh - Sumut 2024.
Lebih lanjut, menurutnya sampah plastik di pesisir dan laut merupakan masalah lingkungan yang sangat serius dan berdampak luas. Selain itu, pembersihannya sangat sulit dibanding sampah/ceceran yang lain dan memerlukan upaya besar untuk mengumpulkan serta mengurangi plastik terutama yang sudah terpecah menjadi mikroplastik.
"Satwa laut seperti ikan, penyu, dan burung laut dapat terjebak dalam sampah plastik atau mengira plastik sebagai makanan. Ini dapat menyebabkan keracunan bagi satwa laut", ungkapnya.
Plastik yang terurai menjadi partikel-partikel kecil (mikroplastik) dapat terakumulasi dalam rantai makanan laut. Mikroplastik ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi produk laut, yang berpotensi menimbulkan dampak kesehatan jangka panjang.
"Ya, aksi hari ini yang diinisiasi oleh PT Mifa Bersaudara merupakan upaya untuk menangani sampah plastik yang sangat banyak berserakan di pesisir pantai, kita harus terbuka mengenai hal ini karena potensinya jauh sangat berbahaya", ujarnya.
Camat Meureubo, Maimun menjelaskan kegiatan GPL & Mahasiswa UTU yang didukung penuh oleh MIFA ini sangat bagus dilakukan, apa lagi lokasi ini nantinya akan di kunjungi oleh Peserta PON.
"Alhamdulillah hari ini kegiatan pembersihan ini sudah di
bantu oleh teman-teman GPL serta mahasiswa, dalam hal ini saya mengucapkan terimakasih banyak kepada PT Mifa bersaudara telah mendukung kegiatan ini sehingga dapat berjalan lancar dan kita berharap kegiatan ini terus berlanjut kedepannya", ucap Maimun.
Social Header